roomsnovag.blogg.se

Pdf Pedang Kayu Harum

G Data Software, Inc. Microsoft



Pedang Kayu Harum.pdf Free Download Here 01 - Pedang Kayu Harum - Blog Malikussaleh| Blog For Kho.

“Manusia hina, hayo ceritakan apa yang telah kaulakukan dengan surat-surat palsu itu dan penyamaranmu sebagai Keng Hong!” Cong San mendesis dekat telinga pemuda itu dan mengendurkan bungkaman pada mulutnya. Menggigil seluruh tubuh Coa Kun seolah-olah dia mendadak diserang dingin yang luar biasa.

Dengan gagap dia menjawab, “Ampun., aku. Aku hanya melakukan perintah Cui Im. Aku aku tidak tahu apa-apa.” “Jawab! Apa yang terjadi dengan persuruh Keng Hong yang mengantarkan surat kepadaku?” “Dia. Di.dibunuh aku dipaksa memalsukan suratnya” “Dan surat tulisan Yan Cu?” “Aku.

Dipaksa menulis surat palsu, mencontoh tulisan istrimu dari resep obat.” “Dan dekat telaga itu? Kau dan Cui Im menyamar sebagai Keng Hong dan isteriku? Jawab!” Coa Kun sudah terkencing-kencing ketakutan sampai celananya basah dan dia tidak dapat mengeluarkan suara, hanya mengangguk.

“Prokkkkk!!” Tangan Cong San menampar dan sekali pukul pecahlah kepala Coa Kun. Cong San masih belum puas dan menghujani tubuh yang sudah tak bernyawa lagi itu dengan pukulan dan tendangan sehingga remuk-remuk tulang tubuh pemuda bangsawan yang menjadi korban nafsu berahinya itu! Kemarahan menimbulkan kebencian hebat di hati Cong San, dan kebencian menimbulkan kekejaman mengerikan.

“Hemmm, akhirnya kau tahu juga, manusia tolol!” Cong San membalik dan ketika dia memandang kepada Cui Im, matanya seperti mengeluarkan api dan napasnya seperti uap panas. “Iblis engkau.! Iblis kejam!” hanya itulah yang dapat keluar dari mulut Cong San. Kemarahan dan kebencian yang terdorong oleh penyesalannya mencekik leher. Dia menubruk maju, menyerang dengan sepasang Im-yang-pit di kedua tangannya. Tentu saja Cui Im dapat mengelak dengan mudah. Sambil berkelebat kekanan kiri menghindarkan sambaran kedua senjata di tangan Cong San, Cui Im mengejek, “Engkau tahu atau tidak, aku memang sudah mengambil keputusan untuk membunuhmu pula.

Kau kira hanya Keng Hong dan Biauw Eng saja yang kukehendaki nyawanya? Engkau dan Yan Cu juga termasuk hitungan! Kalian berempat adalah musuh-musuh besarku.

Akan tetapi, mengingat bahwa engkau telah berjasa dan membantuku, Hemmmmm. Agaknya aku akan dapat mengampuni nyawamu asal engkau suka melayani aku. Engkau tampan, lebih menarik daripada Coa Kun yang telah kau bunuh itu. Bagaimana?” “Iblis cabul, perempuan hina!” Cong San menerjang lagi dan terpaksa Cui Im bersikap hati-hati karena biarpun dia memiliki tingkat yang jauh lebih tinggi, namun Cong San bukanlah seorang pendekar sembarangan, melainkan seorang pendekar perkasa yang telah mewarisi ilmu-ilmu tinggi dari Siauw-lim-pai. Betapapun juga, Cong San bukanlah lawan Cui Im. Dalam keadaan tenang saja Cong San masih kalah untuk dapat menandingi Cui Im. Apalagi dalam keadaan marah seperti itu.

Pedang kayu harum kho ping hoo

Kemarahan merupakan pantangan besar dalam setiap pekerjaan dan setiap perbuatan, karena kemarahan menimbulkan kelengahan dan menggelapkan akal. Di dalam kemarahannya yang meluap-luap itu, serangan Cong San lebih terdorong oleh nafsu membunuh daripada terkendalikan oleh akal, dan boleh jadi serangan-serangannya menjadi lebih berbahaya karena nekat, namun dia menjadi lengah dan tidak lagi mempedulikan segi penjagaan diri. Keributan itu menarik datangnya para pengawal dan keadaan menjadi geger ketika mereka melihat betapa Coa-kongcu telah menggeletak menjadi mayat sedangkan Yap Cong San yang tadinya menjadi tamu itu bertempur melawan Cui Im. Melihat datangnya banyak orang, Cui Im membatalkan niatnya mempermainkan Cong San dan ia mencabut pedang merahnya. Tampak sinar merah berkelebat menyilaukan mata tersorot obor-obor yang dibawa oleh para pengawal.